Untuk mengenal Kuta sebagai tempat
bersejarah, salah seorang tokoh masyarakat Kuta Kuta mengenalkan lima tempat
yang punya peran dalam sejarah Kuta. Lima tempat tersebut adalah Pantai Pasih
Perahu, Vihara Dharmanaya, Makam Mads Lange, Poppies Restaurant dan Monumen Bom
Bali 1. Dua nama terakhir sudah banyak dikenal, karena itu kami akan
mengunjungi tiga tempat lain yaitu Pantai Pasih Perahu, Vihara Dharmayana dan
Makam Mad Lange
Menurut sejarah resmi dari Pemerintah Kelurahan Kuta, Kuta mulai dikenal ketika pada 1336 M, ketika Gajah Mada dan pasukannya mendarat di selatan pantai dalam rangka ekspedisi ke Pulau Bali. Daerah ini kemudian dikenal dengan nama Tuban. Karena tempatnya bagus untuk pendaratan kapal, lambat laun daerah ini berubah menjadi sebuah pelabuhan dengan nama Pasih Perahu, yang berarti Pantai Perahu. Sayang, sampai saat ini tidak ada bukti sejarah apapun bahwa pantai ini pernah punya peranan penting dalam perkembangan Kuta. Hanya sebuah miniatur perahu di dalam bangunan Pura Pesanggrahan yang dibuat untuk penghormatan warga setempat pada leluhur mereka.
Bagian lain dari Kuta yang bisa menjadi tempat untuk megenal sejarah Kuta adalah Vihara Dharmayana, didirikan sekitar 1876M. Meski sudah berumur 134 tahun, vihara ini masih sangat terjaga kondisinya, ornamen seperti lampion menggantung, aksara Mandarin di dinding dan patung naga di tiang vihara, Kesemuanya dibalut dengan warna merah menyala, khas Tionghoa. Vihara ini berada di pojok antara Jalan Blambangan dan Jalan Padri (sebelah timur Kuta). Vihara ini. Meski dipergunakan untuk tempat sembahyang keturunan Tionghoa, vihara ini juga terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung. Tercatat disana bahwa tahun 1982, Dalai Lama pernah berkunjung ke vihara ini.
Dalam beragam cerita yang beredar, disebutkan bahwa pada zaman Kolonial Belanda, Kuta sempat menjadi pusat perdagangan di Bali. Saat itu, seorang warga Denmark yang bernama Mads Johansen Lange menjadi syahbandar Kuta. Oleh sebab itu, jika berbicara tentang Kuta, juga gak bisa lepas dari posisi Lange, meski agak berbau kolonial :) Makan Lange berada di timur Kuta, di samping Tukad Mati (Sungai Mati), kurang lebih 100m dari Jalan By Pass Ngurah Rai. Saat ini pun tak banyak yang bisa dilihat dari makan Lange, hanya ada monumen setinggi 3m dengan tulisan Sacred to the Memory of Mads Johansen Lange.
Lima tempat tersebut kami jadikan paket wisata alternatif yang menarik. Satu sama lain bisa dicapai sekitar 30 menit dengan memakai kendaraan, tak perlu seharian untuk menjelajahnya...
SELAMAT BERWISATA!!
Menurut sejarah resmi dari Pemerintah Kelurahan Kuta, Kuta mulai dikenal ketika pada 1336 M, ketika Gajah Mada dan pasukannya mendarat di selatan pantai dalam rangka ekspedisi ke Pulau Bali. Daerah ini kemudian dikenal dengan nama Tuban. Karena tempatnya bagus untuk pendaratan kapal, lambat laun daerah ini berubah menjadi sebuah pelabuhan dengan nama Pasih Perahu, yang berarti Pantai Perahu. Sayang, sampai saat ini tidak ada bukti sejarah apapun bahwa pantai ini pernah punya peranan penting dalam perkembangan Kuta. Hanya sebuah miniatur perahu di dalam bangunan Pura Pesanggrahan yang dibuat untuk penghormatan warga setempat pada leluhur mereka.
Bagian lain dari Kuta yang bisa menjadi tempat untuk megenal sejarah Kuta adalah Vihara Dharmayana, didirikan sekitar 1876M. Meski sudah berumur 134 tahun, vihara ini masih sangat terjaga kondisinya, ornamen seperti lampion menggantung, aksara Mandarin di dinding dan patung naga di tiang vihara, Kesemuanya dibalut dengan warna merah menyala, khas Tionghoa. Vihara ini berada di pojok antara Jalan Blambangan dan Jalan Padri (sebelah timur Kuta). Vihara ini. Meski dipergunakan untuk tempat sembahyang keturunan Tionghoa, vihara ini juga terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung. Tercatat disana bahwa tahun 1982, Dalai Lama pernah berkunjung ke vihara ini.
Dalam beragam cerita yang beredar, disebutkan bahwa pada zaman Kolonial Belanda, Kuta sempat menjadi pusat perdagangan di Bali. Saat itu, seorang warga Denmark yang bernama Mads Johansen Lange menjadi syahbandar Kuta. Oleh sebab itu, jika berbicara tentang Kuta, juga gak bisa lepas dari posisi Lange, meski agak berbau kolonial :) Makan Lange berada di timur Kuta, di samping Tukad Mati (Sungai Mati), kurang lebih 100m dari Jalan By Pass Ngurah Rai. Saat ini pun tak banyak yang bisa dilihat dari makan Lange, hanya ada monumen setinggi 3m dengan tulisan Sacred to the Memory of Mads Johansen Lange.
Lima tempat tersebut kami jadikan paket wisata alternatif yang menarik. Satu sama lain bisa dicapai sekitar 30 menit dengan memakai kendaraan, tak perlu seharian untuk menjelajahnya...
SELAMAT BERWISATA!!