|
(sarkofogus) |
Beberapa bulan yang lalu, kami berkesempatan untuk menghadiri salah satu kekayaan budaya Bali, Ngaben, diperkirakan berasal dari kata abu, yang setelah
ditambahkan awalan dan akhiran menjadi ngabuin, yang selanjutnya kata ini
menjadi ngaben. Upacara ngaben adalah salah satu kewajiban yang penting yang
harus dilaksanakan oleh orang Bali untuk membayar jasa orang tua yang telah
membesarkan dan mengantarkan anak cucunya menjadi orang dewasa.
Kematian bagi umat Hindu bukanlah akhir dari segalanya,
melainkan bentuk transformasi kehidupan. Orang Bali percaya tentang adanya
kehidupan roh di alam lain.
|
(arak-arakan bade) |
Prosesi ngaben sendiri sangat menarik untuk disaksikan. Prosesi
diawali dengan arak-arakan pengiring jenasah dari rumah ke tempat pembakaran. Upacara
ini menggunakan banyak simbol. Simbol-simbol itu dapat kita lihat dari arak-arakan
tersebut yang menggunakan bade (sejenis tower yang dibuat dari bambu dan
kayu), berputar 3 kali di setiap pertigaan atau perempatan jalan. Ini bertujuan
untuk memutus atau membingungkan roh orang yang meninggal untuk menemukan jalan
kembali ke rumah. Ketika tiba di tempat pembakaran, seekor burung dilepaskan. Hal
ini bermakna mengantarkan roh orang yang meninggal menuju akhirat. Sarkofogus adalah
simbol dari wangsa (klan, warga, soroh dalam masyarakat) yang ada di Bali. Setelah
dilakukan pembakaran mayat, biasanya dirapalkan mantra-mantra dan diperciki air
suci. Ini merupakan klimaks dari prosesi ngaben. Setelah itu dilanjutkan lagi
dengan prosesi menuju laut atau sungai (bila letak laut jauh dari tempat
pembakaran). Tujuannya adalah membuang abu ke air (tidak seluruhnya, tapi
diambil dari bagian-bagian tertentu anggota tubuh)
Hari itu prosesi ini sangat menarik minat wisatawan untuk
menyaksikan keunikan budaya Bali
|
(persiapan pembakaran jenasah) |
(prosesi pembakaran jenasah)
May their rest in peace....
0 komentar:
Posting Komentar