TAMAN UJUNG, sentuhan romantisme di ujung timur Pulau Bali

Puing - puing bekas kejayaan Kerajaan Karangasem itu masih berdiri kokoh dengan latar belakang pemandangan lautan biru Bali timur serta panorama Gunung Agung, dan sekitarnya yang dipenuhi persawahan dan perbukitan yang luas yang subur.
Suasana damai menjadi atmosfir yang akrab terasa sejak pertama kali saya dan beberapa rider bandit menjejakkan kaki di Taman Soekasada. Ia bagaikan magnet yang bukan saja mengajak kembali pada masa lalu, tapi sekaligus menyadarkan tentang nuansa seni dan budaya yang amat kental disetiap jengkal warisan dunia ini. Memasuki taman ini, saya seperti ditarik kembali pada kenangan dan nilai kesejarahan. Takjub melihat betapa keindahan tata letak bangunan mampu bersinkronisasi dengan alam Bali yang hangat. Kerumitan arsitektur Bali dan Eropa berjalinkelin dan dengan makna filosofis dan tujuan praktis komplek bangunannya.
Sebuah istana air yang dibangun bagi raja untuk menyambut para tamu penting dan raja-raja dari kerajaan lainnya, juga sebagai tempat rekreasi bagi raja dan keluarga kerajaan. Pada masa itu taman-taman luas bergema dengan tawa dari istri raja dan anak-anak saat mereka bersantai, seraya mencelupkan kaki mereka di kolam. Sekarang daerah ini sepi dan diisi dengan kekosongan. Beberapa wisatawan lokal dan asing sibuk mengabadikan keindahan yang tersisa untuk difoto dan menikmati suasana yang tenang disini.
Sebuah jembatan beton yang panjang menghubungkan area parkir dan area istana. Di ujung jembatan terdapat taman yang luas. Pada sisi utara terdapat sebuah bangunan persegi kecil putih di tengah kolam utama yang dihubungkan dengan dua jembatan di sisi kiri dan kanan. Bangunan ini sebelumnya berfungsi sebagai kamar tidur raja, ruang pertemuan, ruang keluarga, dan lainnya. Di sini anda dapat melihat foto-foto lama Taman Ujung dan juga beberapa foto keluarga kerajaan.
Di samping kolam utama, terdapat pula kolam dengan bale, sebuah bangunan tradisional terbuka Bali, di tengah-tengahnya.Di puncak bukit teradapat sisa-sisa bangunan yang terlihat seperti sebuah kapel tetapi memiliki gaya khas Bali dengan ukiran di dinding. Di sisi lain, terdapat patung besar badak dan banteng di bawahnya. Dari tempat ini saya dapat menikmati pemandangan laut biru berkilauan, hutan hijau subur, dan tentu saja Gunung Agung yang perkasa yang mendominasi pemandangan langit. Sore di taman ini semakin menyenangkan karena anak-anak kecil penduduk sekitar biasanya masuk ke wilayah istana untuk bermain bersama. Nuansa keakraban yang disuguhkan mereka, menyatukan segala pesona Taman Ujung pada satu titik keindahan yang teramat nyata.
Itulah sekilas tentang obyek wisata Istana Taman Ujung - Karangasem. Istana ini dibangun pada tahun 1919 oleh Raja Karangasem yang terakhir, I Gusti Bagus Jelantik (1909-1945). Namun, letusan Gunung Agung pada tahun 1936 dan gempa bumi pada tahun 1979 telah menghancurkan sebagian besar sisa-sisa kejayaan kerajaan ini. Upaya pemugaran oleh pemerintah setempat masih dijalankan sampai saat ini. Taman ini bisa dicapai dengan berkendara selama kurang lebih 3 jam dari Kuta. Obyek wisata ini selain menyuguhkan keindahan arsitektur asli Bali yang berpadu dengan gaya Eropa, juga merupakan studio alam yang sangat cocok untuk pre-wedding.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCPenney Coupons